Terik mentari tak bermaksud menyakiti,
hanya menyapa hati, apakah kan menjalani hari tanpa keluh kali ini.
Karena pada kondisi yang sama, penerimaan kan jelas berbeda. Desah
serapah bisa saja keluar dari mulut sang keruh hati, seolah mencaci
mentari ciptaan Illahi. Tapi berbeda pada jiwa-jiwa yang senantiasa
menjalani hidup dengan ikhlas, terik mentari adalah sarana tuk membakar
motivasi, agar keringat yang menetes, adalah ladang penghambaan
pada-Nya.
Terik mentari, semakin hari semakin
bertambah panasnya. Seiring dengan ini, banyak suasana hati yang
menyeimbangkannya dengan salah. Ada banyak hati yang latah pada mentari,
turut menyemai panas diri. Dan akibatnya, banyak jiwa mudah marah,
banyak jiwa sulit ramah. Seolah jaman yang salah, padahal kitalah yang
salah, lalu terusiklah indah.
Saat terik mentari makin menjadi, bukan
berarti kita tetap berdiam diri, pada kesejukkan buatan sambil berpangku
tangan. Saat terik mentari makin menjadi, jadikan ini pengingat diri,
bahwa ada yang jauh lebih panas di akhirat sana, yang semoga tak kita
jumpai
Seraya Melepaskan Penat dan Kegiatan di Dalam Kelas, tempat ini
sangat cocok dijadikan referensi untuk bersantai, mengerjakan tugas,
konsultasi dan lain sebagainya.
Nuansanya dingin dan sejuk..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar